Selasa, 17 Februari 2009
Selasa, 27 Januari 2009
KESEHATAN & OTOMOTIF
KESEHATAN
Penderita HIV/AIDS di Kota Semarang Bertambah
Artikel Terkait:
Kesrepro, HIV/AIDS Bukan Sekadar Problem Biologis
Jurkam di Papua Belajar Sosialisasikan Pencegahan HIV/AIDS
Penderita HIV/AIDS Naik 500 Persen
Penderita HIV/AIDS di Jambi Melonjak 300 Persen
HIV/AIDS, Seorang Lagi Penderita Meninggal Dunia di Madiun
SEMARANG, SELASA — Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Semarang terus bertambah dari tahun ke tahun. Deteksi dini terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit ini turut membantu pendataan jumlah penderita.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Tatik Suyarti, Selasa (27/1) di Kota Semarang, mengungkapkan, jumlah penderita HIV terhitung sejak tahun 1995-2008 mencapai 674 orang, sedangkan pengidap AIDS mencapai 96 orang. Dari jumlah tersebut, 18 penderita di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan data Dinkes Kota Semarang, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, tren jumlah penderita HIV terus meningkat. Sebagai contoh, terdapat 50 penderita HIV pada tahun 2005, 179 penderita HIV pada tahun 2006, 195 penderita pada tahun 2007, dan 199 penderita pada tahun 2008.
Jumlah pengidap AIDS di Kota Semarang juga ikut naik. Terdapat 11 pengidap pada tahun 2005, 25 pengidap pada tahun 2006, 33 pengidap pada tahun 2007, dan 15 pengidap pada tahun 2008.
Tatik menuturkan, bertambahnya jumlah penderita tersebut mengindikasikan bahwa warga yang berisiko terkena HIV/AIDS mulai terbuka untuk mengikuti berbagai tes pemeriksaan penyakit ini.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Dinkes Kota Semarang Tri Susilo Hadi mengatakan, dari seluruh jumlah penderita tersebut, 80 persen di antaranya tertular melalui hubungan seksual, sedangkan sisanya dari pemakaian jarum suntik pada narkotika dan penularan dari ibu ke anak.
"Sebanyak 60 persen di antaranya berada pada usia produktif atau antara 20-40 tahun. Tak heran, jika penderita kebanyakan dari kalangan pekerja seks komersial atau orang yang sering bergonta-ganti pasangan," ucapnya.
Tri Susilo menambahkan, terdapat tujuh program yang dapat membantu menanggulangi penyebaran HIV/AIDS, antara lain, komunikasi perubahan perilaku; voluntary counselling and testing (VCT); care, support, and treatment (CST); pencegahan penularan dari ibu yang positif HIV kepada anaknya; pengurangan dampak dari penggunaan narkotika suntik; program pemakaian kondom 100 persen; dan penyuluhan kesehatan masyarakat melalui media dan sekolah. "Kita juga sebarkan leaflet dan poster di tempat-tempat yang berisiko seperti lokalisasi dan resort," katanya.
Medicine
OTOMOTIF
Jakarta – Meskipun berhasil menjadi industri otomotif terbesar dunia, Toyota Motors Corp tidak dapat mengelak dari rongrongan pelambatan ekonomi global. Berbagai efisiensi dilakukan, menyusul prediksi kerugian tahun 2008.
Toyota, produsen mobil terbesar di Jepang, merencanakan pengurangan 5.000 pekerja nonpermanen di Jepang dan AS karena mengalami rugi operasi pertama dalam 71 tahun. Selain itu, Toyota juga berencana mengurangi produksi tahun 2009 di Jepang sebanyak 1,7 juta atau 20,7% menjadi 6,5 juta unit, dibandingkan 8,21 juta kendaraan yang dibuat selama 2008.
Analis AutoPacific Inc, Jim Hossack di Tustin, California mengatakan, hal ini dilakukan Toyota sebagai upaya menyeimbangkan anjloknya permintaan di seluruh dunia. “Tak seorang pun tahu kemana arah pasar. Semua orang takut,” katanya.
Kabar itu muncul paska keluarnya data penjualan industri otomotif yang menunjukkan bahwa penjualan kendaraan Toyota telah melampaui General Motors, pesaing utamanya dari Detroit AS. Meski belum memasukkan data dari unit usaha Toyota yakni Daihatsu dan Hino, hal ini melegalkan posisi Toyota sebagai produsen mobil terbesar dunia.
Berdasarkan asumsi bahwa penjualan mobil tidak akan naik, produsen otomotif terbesar asal Jepang ini harus menurunkan produksi domestiknya sebanyak 145-148 ribu unit, April mendatang. “Pemasok, biasanya baru memberi perkiraaan produksi final sebulan sebelumnya,” kata juru bicara Toyota Motor Corp, Mike Goss.
Jika rencana untuk April ini dipertahankan selama setahun, berarti produksi tahunan akan mencapai 1,8 juta kendaraan. Angka itu jauh di bawah target 3 juta unit yang selama ini dijadikan batas bawah Toyota untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja permanen.
Untuk itu, Toyota dikabarkan tidak akan memperpanjang kontrak tenaga kerja yang tidak permanen. Manajemen telah menyatakan tidak memberhentikan karyawan tetap, kendati ada penghentian aktivitas pabrik di Jepang.
Langkah efisiensi lain yang dilakukan adalah menutup seluruh pabrik domestiknya selama 14 hari selama dua bulan ke depan. Selain itu, juga mengurangi pekerjaan menjadi hanya satu jam kerja (shift) di 17 pabrik perakitan, dari total 75 pabrik secara global, pada periode Januari dan Februari.
Grup Toyota akan mengeluarkan data resminya di akhir bulan Januari. Penjualan otomotif dunia tahun 2008 diperkirakan anjlok pertama kalinya dalam satu dekade dan Toyota bakal mengalami rugi operasi tahunan yang tutup buku Maret 2009.
Aksi pengencangan ikat pinggang ini ternyata tidak hanya terjadi di Jepang. Saat ini, Toyota juga mempertimbangkan untuk mengurangi pegawai swasta di Inggris dan Amerika Utara. Salah satu kebijakan langka yang diambil perseroan. Toyota mengurangi hari produksi hingga 3 April 2009 di pabrik AS dan Kanada guna menurunkan stok.
Mike Goss menuturkan, pemangkasan yang dilakukan perusahaan bervariasi, dari sisi pabrik maupun model. Mulai dari pengurangan tiga hari kerja di pabrik truk pick-up San Antonio hingga penghapusan 29 hari kerja di pabrik Georgetown, Kentucky, pada triwulan ini.
“Pada hari nonperakitan, para pekerja memiliki opsi apakah akan mengambil cuti tanpa upah atau dibayar untuk menghadiri kelas pelatihan dan bekerja pada proyek pengembangan pabrik,” kata Goss.
Seperti diketahui, Toyota tahun lalu sempat menutup pabriknya di San Antonio yang memproduksi pick-up Tundra selama tiga bulan guna menekan stok. Bulan lalu, Toyota juga menghentikan pabriknya di Mississippi yang selama ini memproduksi mobil hybrid Prius.
Jim Lentz, Presiden Unit Penjualan Toyota di AS, pada pekan ini kembali mengatakan di Detroit bahwa stok mobil Toyota bertambah hingga melebihi pasok 90 hari pada akhir Desember lalu. “Dengan penurunan hari kerja itu, secara keseluruhan stok bakal terpangkas sebesar setengahnya pada triwulan kedua 2009,” ujarnya.
Model mobil yang paling terdampak akibat perubahan jadwal itu adalah Camry, mobil kompak Corolla, dan pick-up Tacoma. Beberapa penurunan produksi itu telah diumumkan pada akhir tahun lalu dan termasuk produksi di Kentucky, Indiana, California, Ontario, Texas, West Virginia dan Alabama. Toyota pada 2008 membukukan penurunan penjualan 15% di AS, yang merupakan penurunan terdalam 34 tahun.
Sedangkan di Eropa, kolapsnya pasar otomotif juga memaksa sejumlah pabrikan untuk merumahkan karyawan dan memangkas produksi akibat masih banyaknya stok kendaraan yang tidak terjual. Toyota mengalami penurunan penjualan sebesar 36% pada Desember, lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya 34%.
Kepala Toyota Eropa, Tadashi Arashima menegaskan penurunan penjualan model baru membuat pangsa pasar perusahaan turun 0,3 poin menjadi 5,5%. Untuk itu, sepanjang 2009 Toyota akan mengenalkan 16 model baru. [I4]
Otomotif
Toyota FT-EV
MOBIL massal bertenaga listrik tengah disiapkan Toyota. Minicar Toyota iQ yang saat ini tengah laris manis terjual di Jepang menjadi basis rencana mobil listrik.
Dipastikan iQ bertenaga listrik ini akan menjadi kendaraan alternatif yang wajib dimiliki oleh setiap rumah.
Menerapkan teknologi yang ramah lingkungan, Toyota sudah siap memproduksi massal mobil bertenaga listrik. Direncanakan akan menggembangkan mobil konsep FT-EV yang diperkenalkan pada acara North American International Auto Show (NAIAS) 2009. Diyakini tahun 2012 kendaraan tersebut akan dijual di Amerika Serikat
Sejatinya FT-EV menggunakan basis minicar dari Toyota iQ yang saat ini sedang laris manis di Jepang. Sangat beralasan Toyota menggunakan iQ karena memiliki desain yang kompak, berbobot ringan, mampu memuat empat penumpang serta memiliki tingkat keamanan struktur bodi yang teruji baik. Tak ketinggalan memiliki penampilan desain modern, sportif, menyenangkan dan lincah.
Saat ini para teknisi Toyota tengah melakukan riset terhadap kemampuan baterai Lithium-ion yang disuplai oleh Panasonic agar kendaraan mampu menempuh jarak lebih dari 80 km. Hal tesebut sekaligus mengoperasikan seluruh fitur yang ada pada FT-EV di antaranya pendingin, pemanas, wiper dan stability control disaat bersamaan.
Diprediksikan Toyota bahwa kendaraan listrik ini akan menjadi pendukung mobilitas alternatif yang secara tak langsung wajib dimiliki di setiap rumah. Mobil ini tak perlu lagi membuang waktu untuk antri di tempat pengisian bahan bakar Karena para pemiliknya cukup memerlukan energi listrik dari rumah untuk melakukan pengisian ulang FT-EV. Belum lagi para pemilik tak perlu risau dengan kian melambungnya harga BBM.
Untuk lama pengisian baterai yang terdapat pada FT-EV perlu waktu enam jam bila rumah memiliki tegangan listrik 110 volt. Namun akan lebih cepat bila tegangan listrik rumah yang Anda miliki mencapai 220 volt, cukup dua jam saja.
Saat ini baterai Lithium-ion buatan Panasonic EV Energy Company, LTD., siap diterapkan pada sepuluh kendaraan hybrid yang siap diperkenalkan tahun 2010. Dua diantaranya sudah diterapkan pada Toyota Prius Hybrid generasi ketiga dan Lexus HS250h. [O1]
Otomotif
Formula 1 Toyota
Cara peluncuran baru ini bukan hanya efisien, namun merupakan terobosan bahwa ditengah himpitan ekonomi global, Toyota mampu bertahan dengan mengikuti balapan paling bergengsi.
“Selama delapan tahun berpartisipasi di ajang Formula 1, kami terus menambah pengetahuan dan selalu ingin berinovasi mendapatkan hasil yang maksimal. Kami lapar akan gelar juara dan dengan TF109 ini kami tidak meragukan untuk meraih yang terbaik,” ujar Presiden tim Toyota F1 John Howitt.
Sosok TF109 tentu sangat berbeda dengan TF108 yang dipakai Jarno Trulli maupun Timo Glock musim lalu. Kali ini terlihat lebih minimalis, berkat tidak adanya beberapa sayap tambahan yang dulu ada di sisi kanan kiri mobil.
Selasa, 20 Januari 2009
Langganan:
Postingan (Atom)